Minggu, 25 Desember 2011

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

a.       Orientasi Model
Kooperatif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:459) berarti bersifat kerja sama. Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang terdiri dari  beberapa siswa yang bekerja sama saling membantu dalam belajar (Sherman dalam Santrock, 2008:397). Hal ini sejalan dengan pemikiran Slavin (2009:8) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang terdiri dari 4 orang dalam kelompok untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Dari dua pengertian tersebut
dapat dimaknai bahwa pembelajaran Kooperatif merupakan pembelajaran yang terdiri dari 4-6 siswa dalam satu kelompok bekerja sama saling membantu dalam memahami materi yang disampaikan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan.
 Arends (2008:5) menyatakan bahwa pembelajaran Kooperatif ditandai dengan 1) adanya siswa yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar, 2) terdiri dari siswa-siswi berprestasi rendah, sedang, tinggi, 3) anggota tim terdiri dari campuran suku, gender atau budaya, dan 4) ditandai dengan adanya pemberian reward oleh guru baik secara kelompok  maupun secara individu. Ada banyak pendekatan dalam model Kooperatif yang dapat dipilih untuk diterapkan dalam pembelajaran. Slavin (2009:16) menyatakan bahwa pendekatan dalam  model pembelajaran kooperatif antara lain STAD (student team achievment divison), TGT (tournament game team), jigsaw, learning together (belajar bersama), investigasi kelompok, TAI (team accelerated instruction), dan CIRC (cooperatif integrated reading and composition). Selain pendekatan tersebut  Arends menambahkan pendekatan yang lain yaitu pendekatan struktural yaitu think-pair-share dan numbered head together.
Dalam pembelajaran memperbanyak tanaman dengan sambung pucuk dipilih pendekatan kooperatif STAD untuk membahas dan mendiskusikan materi yang bersifat konsep dan pelaksanaan kegiatan praktik di kebun percobaan. STAD dipilih dengan alasan 1) STAD adalah salah satu pendekatan yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk guru baru yang menggunakan model kooperatif, 2) secara umum pembelajaran kooperatif berorientasi pada pencapaian tujuan pembelajaran secara berkelompok, sehingga di antara anggota kelompok muncul empati untuk saling membantu.

b.      Sintakmatik
Sintakmatik adalah langkah-langkah tindakan atau rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran. Sintakmatik merupakan urutan langkah yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam mengorganisasikan kegiatan pembelajaran sesuai dengan hasil penelitian penemu sebuah model. Arends (2008:21) menuliskan sintakmatik pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

Tahap 1: Menyampaikan tujuan pembelajaran dan establishing set
Tahap 2: Menyampaikan presentasi
Tahap 3: Membagi siswa ke dalam kelompok kooperatif
Tahap 4: Membimbing kerja kelompok
Tahap 5: Melakukan evaluasi
Tahap 6: Memberikan penghargaan


c.       Sistem Sosial
Sistem sosial  di dalam model pembelajaran menjelaskan peran siswa dan guru, hubungan diantara keduanya serta norma yang mendukungnya dalam pembelajaran. Model ini menghendaki adanya peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing  dalam kegiatan pembelajaran siswa yang kooperatif, guru  merupakan pengendali dalam kegiatan belajar pada setiap tahapnya dan memberikan penghargaan di akhir pembelajaran.


d.      Prinsip reaksi
Prinsip reaksi dalam model pembelajaran kooperatif terlihat dari kegiatan siswa yang saling bekerja sama. Siswa berdiskusi saling bahu-membahu menyelesaikan masalah dalam kelompok.

e.      Sistem Pendukung
Sistem pendukung menjelaskan syarat-syarat yang diperlukan dalam suatu model. Model kooperatif menghendaki kerja kelompok dengan anggota 4-6 siswa dengan kemampuan akademik yang merata sehingga dituntut untuk duduk dalam kelompok. Yang dibutuhkan dari seorang guru dalam pembelajaran kooperatif adalah perhatian kepada siswa supaya tugas kooperatif berjalan dengan baik. Siswa duduk dalam kelompok  kooperatif dapat digambarkan sebagai berikut:

f.        Dampak Instruksional
Dampak instruksional diperoleh  melalui arahan-arahan dalam pembelajaran. Arends (2008:5) mengungkapkan bahwa dampak yang diperoleh dalam pembelajaran kooperatif setidaknya untuk mencapai 1) prestasi akademis, 2) toleransi dan penerimaan terhadap keaneka-ragaman, dan 3) pengembangan keterampilan sosial. Slavin (2009:33) menambahkan bahwa tujuan  dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman untuk menjadi anggota masyarakat memiliki kontribusi yang memadai dalam kehidupan sosial, dengan peningkatan pencapaian prestasi akademis siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon agar setiap pengunjung memberi komentar atas konten terkait, di tunggu ya trims