Sabtu, 24 Desember 2011

PRINSIP PARTISIPASI AKTIF DALAM PEMBELAJARAN

Pembelajaran adalah kegiatan guru untuk mengorganisasikan  lingkungan belajar menggunakan berbagai metode dan media yang sesuai untuk menumbuhkan minat belajar dalam rangka membelajarkan siswa. Dari pengertian ini proses belajar mengajar di kelas tidak berorientasi pada guru aktif tapi cenderung pada siswa aktif, dan siswa bukan sebagai objek
melainkan sebagai subjek dalam belajar. Artinya dalam pembelajaran guru bukan mengajar tetapi memfasilitasi supaya siswa belajar.
Sudjana (2010:21) menuliskan indikator yang dapat dilihat dari siswa dalam pembelajaraan aktif (CBSA) adalah 1) keinginan, keberanian menampil-kan minat, kebutuhan dan permasalahan dalam belajar, 2) berpartisipasi aktif dalam seluruh kegiatan pembelajaran, kreatif menyelesaikan tugas dan kegiatan pembelajaran hingga mencapai tujuan belajar, munculnya kemandirian dalam pembelajaran tanpa merasa ada rasa takut, malu, dan sungkan kepada guru. Holt  dalam Silberman, (2009:8) menyatakan bahwa untuk memfasilitasi siswa dalam pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif, dalam sebuah topik materi pembelajaran guru meminta siswa mengungkapkan informasi menggunakan bahasa mereka sendiri, meminta contoh-contoh, mengenal contoh-contoh tersebut dalam kondisi yang berbeda, melihat hubungan antara fakta dengan fakta lain, dan menggunakan fakta tersebut dengan cara mereka.
Dua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif menitikberatkan pada siswa sebagai aktor belajar dengan guru sebagai fasilitator. Hal ini sesuai dengan pendapat Raka Joni yang menyatakan bahwa kelas yang melaksanakan pembelajaran aktif memiliki karakteristik antara lain 1) berpusat pada siswa, 2) guru hanya membimbing pengalaman siswa, 3) tujuan belajar ditekankan untuk mengembangkan kemampuan siswa, 4) pembelajaran ditekankan untuk kreativitas siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2006:121). 
Pembelajaran siswa aktif (student active learning) di Indonesia dikenal dengan nama CBSA yang telah lama mati suri dan akhir-akhir ini muncul kembali dengan padanan nama PAKEM, PAIKEM, PAINO, dan  PAIKEM GEMBROT. PAKEM merupakan akronim dari pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan.
Suparlan, dkk (2009:70) menguraikan bahwa aktif berarti bahwa guru dalam proses pembelajaran harus menciptakan suasana supaya siswa aktif mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan, dan mencari informasi yang mereka butuhkan. Kreatif dimaksudkan agar kegiatan belajar sesuai dengan tingkat kemampuan siswa yang beragam. Efektif dalam pembelajaran ditandai dengan pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa, dan menyenangkan berarti bahwa kegiatan belajar yang diciptakan oleh guru membuat siswa dalam pembelajaran tidak tertekan, siswa merasa senang  sehingga siswa mencurahkan perhatian selama pembelajaran.
Santrock (2010:40) menyatakan bahwa anak harus dilihat dengan cara yang berbeda karena memiliki keunikan tersendiri dan penuh warna. Masa kanak-kanak merupakan landasan yang penting untuk memasuki masa dewasanya. Pada prinsipnya siswa adalah anak yang aktif bermain dan bergerak sesuai dengan kemauan sendiri, menambah kosa kata, dan belajar dalam masa pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikologis. Berdasarkan pernyataan tersebut pembelajaran seharusnya didesain dengan menyenangkan dan mengarah pada aktivitas fisik dan mental siswa. CBSA, PAKEM, maupun pendekatan yang mengarahkan pada siswa aktif yang lain merupakan pendekatan yang sesuai dengan keaktifan anak.
Guru dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam PAKEM mendesain dan mengelola pembelajaran yang menggunakan berbagai metode dan media, serta mendorong siswa menggali sumber belajar yang lain dengan berbuat (learning by doing). Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa seperti kooperatif, inquiry, discovery, maupun model sejenis sehingga dengan model-model ini siswa menggali informasi, memecahkan masalah, mengungkapkan gagasan, dan siswa terlibat aktif dalam belajar dengan menyenangkan.
Media video pembelajaran yang diintegrasikan dengan model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu cara mengaktifkan siswa. Video pembelajaran dirancang untuk mengakrifkan siswa dalam pembelajaran. Dalam tayangan video ditampilkan informasi-indormasi yang terbatas dan pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan oleh siswa  diakhir topik atau keterampilan dasar. Dengan demikian video pembelajaran memperbanyak tanaman dengan sambung pucuk yang diintegrasikan dengan model pembelajaran kooperatif mengaktifkan siswa untuk menyimak informasi dari tayangan, menjawab pertanyaan, berdiskusi, dan bekerja berkelompok dalam kegiatan praktik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon agar setiap pengunjung memberi komentar atas konten terkait, di tunggu ya trims