Rabu, 21 Desember 2011

PERSPEKTIF SOSIOLOGIS LANDASAN PENDIDIKAN


1. Pengertian Sosiologi
Sosiologi adalah  ilmu yang mempelajari bagaimana  manusia itu berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompoknya dan bagaimana susunan unit-unit masyarakat atau sosial disuatu wilayah serta  kaitannya satu dengan yang lain. Unsur sosial  dalam bidang pendidikan mengacu pada hubungan dengan antar individu, antar masyarakat dan individu dengan masyarakat.  Unsur sosial  secara alami telah ada sejak manusia dilahirkan. Aspek sosial melekat pada setiap individu yang berkembang dalam perjalanan hidup peserta didik agar menjadi matang sehingga aspek sosial sangat berperan dalam pendidikan.
Sosiologi mempunyai ciri-ciri:
1.           Empiris, sosiologi bersumber dan diciptakan  dari kenyataan yang terjadi di lapangan, sehingga sosiologi sebagai ilmu.
2.           Teoritis adalah peningkatan fase penciptaan  menjadi salah satu bentuk budaya yang bsa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda.
3.           Komulatif, teori-teori akan berakumulasi mengarah ke teori yang lebih baik sebagai akibat penciptaan terus-menerus
4.           Nonetis, teori  tersebut menceritakan  tentang masyarakat beserta individu didalamnya dan tidak menilai baik-buruknya.

          Sosiologi pendidikan mulai berkembang pada abad ke-20 yang berusaha  membuat manusia bisa merasa tenang melalui pendidikan. Paham ini  menginginkan  proses pendidikan yang bisa mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup dalam pergaulan manusia, sehingga guru mimbina peserta didik  agar memiliki kebiasaan hidup yang harmonis, bersahabat dan akrab sesama teman.
Sosiologi pendidikan meliputi:
  1. Interaksi guru dengan siswa
  2. Dinamika kelompik di kelas dan di organisasi intra sekolah
  3. Struktur dan fungsi sistem pendidikan
  4. Sistem-sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan

2. Interaksi dan Proses Sosial
Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi dan proses sosial adalah
  1. Imitasi
Jika seorang anak  meniru perilaku orang disekitarnya baik orang tua, guru atau tetangga untuk selalui berpakaian rapi,maka anak tersebut mensosialisasi diri scara  positif baik  terhadap orang tua, guru dan tetangganya. Jika anak tersebut meniru seseorang berjudi atau mabuk-mabukan, maka dia melakukan sosialisasi negatif.
  1. Sugesti
Jika anak  menerima pandangan atau sikap orang lain yang berwibawa, berwenang atau mayoritas misalnya guru, kepala sekolah atau sebagian besar teman-temannya.

  1. Identifikasi
Secara sadar atau tidak seorang anak  mencoba menyamakan diri dengan orang lain, sehingga anak permpuan akan tampil secantik gurunya atau anak laki-laki akan berusaha tampil gagah seperti guru olahraganya.
  1. Simpati.
Hubungan akrab harus diciptakan guru dengan siswanya agar simpati mudah muncul dan sosialisasi mudah terjadi sehingga siswa lebih tertib dalam mematuhi peraturan kelas dalam belajar. Rasa simpati ini akan lebih mudah terjadi  jika anak merasa tertarik  kepada orang lain (guru).

Berdasarkan faktor interaksi sosial dalam bidang pendidikan, maka guru  perlu menciptakan situasi  yang  mendukung pendidikan baik di dalam  dan di luar kelas. Misalnya guru harus bisa menjadi contoh yang baik supaya ditiru, diidentifikasi dan anak merasa simpati kepadanya.Sekolah juga bisa memberikan rasa senang, antusias dan tidak merasa terpaksa untuk datang ke sekolah pada diri  anak, sehingga membuat anak  senang dan puas belajar di sekolah.
     Interaksi sosial  merupakan suatu hubungan sosial yang dinamis dalam proses sosial, akan terjadi jika terjadi:
  1. Kontak sosial
Kontak sosial  dapat menghasilkan interaksi sosial yang positif maupun negatif. Bentuk-bentuk kontak sosial antara lain:
  1. Kontak antarindividu, misalnya anak dengan ibu dan guru dengan anak.
  2. Kontak antara individu dengan kelompok, misalnya guru mengajar di kelas, seorang siswa ingin bergabung dalam OSIS, kepala sekolah dengan komite sekolah.
  3. Kontak antarkelompok, misalnya rapat komite dengan dewan guru, pertandingan klub bola voly antarsekolah.

  1. Komunikasi, yaitu proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain atau sekelompok orang.

Komunikasi dapat dilakukan menggunakan pembicaraan, mimik, lambang dan alat. Keempat alat komunikasi ini dapat dipilih untuk menyampaikan materi di kelas sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Sedangkan interaksi sosial di sekolah dapat berbentuk
  1. Kerjasama, misalnya kerja sama siswa dalam tim bola voly sekolah
  2. Akomodasi, adalah usaha untuk meredakan pertentangan, mencari kestabilan serta  kondisi berimbang diantara para anggota. Misalnya kesepakatan  anggota tim bola voly sekolah untuk menentukan hari latihan.
  3. Asimilasi yaitu usaha mengurangi perbedaan pendapat untuk  meningkatkan persatuan pikiran, sikap dan tindakan untuk mencapai tujuan bersama. Untuk mempermudah terjadinya asimilasi harus ada toleransi, sikap menghargai kebudayaan orang lain, terbuka, demokrasi dan kepentingan yang sama.
  4. Persaingan, misalnya persaingan positif untuk mendapatkan nilai atau rangking yang bagus di kelas.
  5. Pertikaian, dapat terjadi karena adanya perbedaan kepentingan, kebudayaan dan pendapat, perbedaan tingkat sosial , iri atau cemburu. Sekolah dapat mengurangi pertikaian antara lain dengan memperlakukan sama pada semua siswa sehingga tidak ada perbedaan yang mencolok, misalnya dalam menentukan hukuman di kelas tidak pilih-pilih.

3. Kelompok Sosial
 Sekolah merupakan kelompok sosial karena terdiri dari sejumlah orang yang hidup bersama dan mempunyai cita-cita yang sama. Syarat terjadinya kelompok sosial yaitu setiap anggota memiliki kesadaran sebagai bagian dari kelompok. Ada interaksi antara anggota, mempunyai tujuan yang sama, membenruk nora yang mengatur ikatan kelompok dan adanya strktur dalam kelompok yang membentuk peranan dan status sebagai dasar kegiatan  kelompok.
Sekolah sebagai kelompok sosial terdri dari kelompok personalia sekolah, kelompok guru, kelompok siswa, kelas, subkelas dan  kelompok belajar. Kelompok sosial terbagi menjadi kelompok primer dimana antara anggota cukup akrab dengan yang lain dan kelompok skunder dimana anggotanya cukup banyak sehingga tidak mengenal angota lain kurang begitu mengenal.
Masing-masing kelompok mempunyai dinamika yaitu dinamika kelompok. Kekuatan yang menjadi faktor dalam kelompok yang menimbulkan dinamika kelompok adalah tujuan kelompok, pembinaan kelompok, rasa persatuan, iklim kelompok dan efektivitas kelompok. Dinamika yang terjadi pada sebuah kelompok  adalah dinamika yang stabil tapi tidak mempertahankan status quo, dan tidak anti perubahan dan  kelompok ini berusaha maju mengikuti zaman dan mengantisipasi  erkembangan ilmu dan teknologi. Sedangkan dinamika kelompok yang hanya dinamis saja  dapat  menjurus ke hal-al negatif seperti menggoyahkan persatuan dan kesatuan dan demonstrasi.
Sekolah  merupakan masyarakat kecil yang dinamis yang bertujuan mempersiapkan  anak-anak  untuk menjadi  anggota masyarakat yang baik. Masyarakat dunia global atau masyarakat  Indonesia yang stabil  ini akan ditiru oleh sekolah dan diwujudkan sekolah.

4. Norma
          Sosiologi berpandangan bahwa perilaku tidak bebas, tetapi memiliki pola yang kontinu dan sebagai pengatur perilaku dimasyarakat disebut norma. Secara sadar atau tidak, dalam masyarakat perilaku seseorang ditentukan oleh nilai-nilai yang dianutnya atau kelompoknya dan perilaku tersebut selalu bertalian dengan nilai-nilai. Nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat bersumber dari Norma (norma umum, folkways dan mores), agama, peraturan dan pengetahuan.
          Sekolah sebagai masyarakat kecil harus memperhatikan pengembangan nilai-nilai pada siswa, karena sekolah berfungsi untuk memperbaiki mental siswa. Sekolah juga diharapkan sebagai lembaga yang  bertugas  memperbaiki kesehatan mental  bangsa seperti mencegah kenakalan, obat bius, mencegah penyakit menular dan hamil muda.(Coleman, 1984). Sedangkan Wuraji mengatakan sekolah sebagai kontrol sosial yaitu memperbaiki kebiasaan jelek pada siswa di rumah maupun dimasyarakat dan sekolah sebagai pengubah sosial yaitu  untuk menyelekskan ilmu serti  nilai-nilai, menghasilkan  warga negara yang baik dan menciptakan teknologi baru.
          Namun begitu yang bertugas membina siswa sekolah  bukan hanya sekolah melainkan juga  orang tua dan masyarakat untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Karena siswa di sekolah mempunyai waktu dan tempat yang sangat terbatas dalam bergaul sehingga pembinaan mental dilakukan oleh semua pihak.


         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon agar setiap pengunjung memberi komentar atas konten terkait, di tunggu ya trims