Prinsip-prinsip multimedia dalam pengembangan media video yaitu prinsip reducing extraneous processing, managing essential prosessing, dan fostering generative processing (Mayer, 2009).
Prinsip reducing extraneous processing memiliki makna bahwa pengembangan media video harus mengurangi atau membuang gambar, narasi, maupun musik yang tidak mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Prinsip reducing extrneous terdiri dari lima prinsip yaitu prinsip koheren, prinsip signal, prinsip redudansi, prinsip kontiguiti, dan prinsip temporal. Prinsip koheren dalam pembelajaran multimudia adalah bahwa siswa akan belajar dengan lebih baik ketika menerima kata-kata, gambar, dan suara yang mendukung pencapaian tujuan belajar. Dari prinsip tersebut dapat dimaknai bahwa media video harus berisi materi dalam bentuk kata, gambar, dan suara yang mendukung tercapai tujuan pembelajaran, sedangkan kata, gambar, dan suara yang tidak mendukung tidak perlu ditayangkan.
Prinsip signal menyebutkan bahwa siswa akan belajar lebih baik ketika ada isyarat pengorganisasian inti materi. Ketika materi diorganisasikan menggunakan isyarat seperti caption yang disertai dengan gambar dan penjelasan singkat, akan tergambar dalam benak siswa keterampilan apa yang akan dikuasai. Di dalam pengantar video pembelajaran disampaikan keterampilan dasar (KD) yang akan dipelajari siswa. Prinsip redudansi menyebutkan bahwa siswa akan belajar dengan lebih baik dari grafik dan narasi dibandingkan dari grafik, narasi dan teks. Prinsip ini dalam pengembangan media video menghendaki adanya tayangan berupa gambar dan narasi misalnya model sedang memotong batang bawah dengan narasi tanpa disertai teks, hal ini berkaitan dengan perhatian siswa tidak terfokus pada gambar, melainkan akan terbagi dua dengan teks yang ditayangkan.
Prinsip kontiguiti menyebutkan bahwa siswa akan belajar dengan lebih baik ketika kata dan gambar disajikan dengan berdekatan. Siswa akan mengalami kesulitan jika gambar ditampilkan terlebih dahulu sedangkan teks menyusul, sehingga dibutuhkan waktu beberapa saat untuk mengingat tayangan yang sudah berlalu. Sedangkan prinsip temporal menyebutkan bahwa siswa akan belajar dengan lebih baik jika kata dan gambar disajikan secara simultan jika dibandingkan secara berurutan. Media video pembelajaran terdiri dari unsur gambar bergerak dan suara sebagai penguat gambar harus ditayangkan secara bersamaan dan tidak boleh bergantian atau berurutan karena informasi yang diterima oleh indera pengelihatan seyogyanya sesuai dengan informasi yang diterima oleh indera pendengaran sehingga terjadi penguatan informasi.
Prinsip managing essential proscessing terdiri dari tiga prinsip yaitu prinsip segmentasi, prinsip prabelajar, dan prinsip modalitas. Prinsip segmentasi menyebutkan bahwa siswa akan belajar dengan lebih baik jika materi pembelajaran menggunakan multimedia ditayangkan dalam beberapa segmen. Pembelajaran sambung pucuk dalam tayangannya dibagi ke dalam tiga bagian atau segmen yaitu pengantar, inti pesan, dan penutup. Pesan pembelajaran dibagi ke dalam lima segmen yaitu lima keterampilan dasar antara lain menyediakan sungkup komunal, menyiapkan batang bawah, menyiapkan entres, menyambung, dan memelihara hasil sambung pucuk. Setiap KD disampaikan dalam satu pertemuan di kelas untuk dilakukan diskusi dan beberapa kali dilakukan kegiatan praktik. Segmentasi media video dimaksudkan untuk melatih penguasaan keterampilan-keterampilan secara berurutan, sehingga standar kompetensi diperoleh siswa bertahap.
Prinsip prapembelajaran menyebutkan bahwa siswa akan belajar dengan lebih baik melalui multimedia jika siswa diberitahu nama dan karakteristik pesan pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memahami dan mengembangkan materi yang akan dipelajari secara mental. Dalam pengantar tayangan video pembelajaran presenter menyampaikan tujuan program lengkap dengan tayangan awal yang menggambarkan pesan atau materi yang akan disampaikan setiap KD, sehingga dengan melihat tayangan awal tersebut dalam benak siswa akan tergambar keterampilan yang akan dikuasai dan menarik minat siswa untuk mengikuti tayangan video hingga selesai.
Prinsip modalitas dalam pembelajaran multimedia media adalah bahwa siswa akan belajar lebih baik jika gambar diiringi dengan kata-kata yang diucapkan dari pada ditampilkan dalam bentuk teks. Gambar dan teks yang dilihat oleh indera pengelihatan akan memasuki sistem kognitif siswa sehingga memecah perhatian siswa. Berbeda halnya jika siswa melihat gambar disertai dengan narasi akan memperkuat pemahaman karena siswa akan sepenuhnya menyimak gambar secara visual yang diperkuat oleh narasi secara audio.
Prinsip fostering generative processing terdiri dari prinsip multimedia, prinsip personalisasi, prinsip suara, dan prinsip image. Prinsip multimedia menyebutkan bahwa siswa akan belajar dengan lebih baik jika menyimak kata-kata (words) secara bersamaan dengan gambar jika dibandingkan kata-kata disajikan secara tersendiri. Ketika menyimak gambar dan narasi secara bersamaan, siswa memiliki kesempatan untuk membangun model mental secara visual dan verbal serta membuat koneksi di antara keduanya. Dalam media video pembelajaran setiap gambar yang ditayangkan diiringi oleh narasi sebagai penjelas, sehingga siswa memiliki kesempatan untuk mempelajari materi video secara visual dan verbal serta menghubungkan materi visual dan verbal tersebut untuk disimpan ke dalam memori jangka panjang.
Prinsip personalisasi menyebutkan bahwa siswa akan belajar lebih baik jika materi pembelajaran ditayangkan menggunakan kata-kata dalam bentuk narasi percakapan sehari-hari dibandingkan menggunakan gaya formal. Hal ini berkaitan dengan kemampuan pengembang untuk meramu kata-kata yang menyebabkan siswa merasa terlibat dalam pembelajaran, sehingga menumbuhkan minat siswa untuk menyimak media video hingga selesai. Presenter dalam media video pembelajaran menyebutkan dan mengajak siswa untuk menyimak pembelajaran sehingga siswa merasa menjadi bagian dari orang yang dimaksud dan diajak bicara oleh narator dalam media video.
Siswa akan belajar lebih baik jika narasi disampaikan oleh orang yang sudah dikenal jika dibandingkan menggunakan suara mesin. Presenter dan narator yang sudah dikenal dengan baik oleh siswa dalam sebuah tayangan video tentu memiliki beberapa kelebihan misalnya dialek sehingga pesan yang disampaikan akan lebih mudah dipahami. Pengem-bangan media video pembelajaran sambung pucuk akan digunakan presenter dan narator dari guru sehingga siswa sudah mengenal guru tersebut dengan baik sehingga diharapkan siswa akan belajar dengan lebih baik jika dibandingkan menggunakan presenter dan narator orang yang belum dikenal oleh siswa.
Siswa tidak akan belajar lebih baik jika guru menambahkan komentar terhadap tayangan video. Hal ini terjadi karena perhatian siswa akan terpecah antara perhatian pada tayangan dan perhatian pada guru. Komentar guru terhadap tayangan video akan menjadi hal yang bertentangan dengan prinsip reduksi yaitu merupakan hal-hal yang tidak sesuai dan tidak mendukung dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran menggunakan media video dengan teori dasar konstruktivisme, guru merupakan fasilitator sehingga guru hanya menyampaikan pesan pembelajaran melalui tayangan media video dan bukan membuat komentar yang dapat mengganggu perhatian siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon agar setiap pengunjung memberi komentar atas konten terkait, di tunggu ya trims