A. Pengantar
Menyampaikan pelajaran dalam bentuk informasi dikelas merupakan hal penting tetapi mengajarkan siswa cara memikirkan informasi jauh lebih penting. Concept teaching (pembelajaran konsep) dapat membantu siswa memperoleh dan mengembangkan konsep dasar yang dibutuhkan
untuk pembelajaran lebih lanjut dan pemikiran tinggi. Pembelajaran konsep terdiri dari mempresentasikan tujuan dan establishing set, memberikan contoh dan bukan contoh, menguji pencapaian konsep dan menganalisis proses berpikir siswa.
untuk pembelajaran lebih lanjut dan pemikiran tinggi. Pembelajaran konsep terdiri dari mempresentasikan tujuan dan establishing set, memberikan contoh dan bukan contoh, menguji pencapaian konsep dan menganalisis proses berpikir siswa.
B. Merencanakan Pembelajaran
- Memilih konsep
Konsep dapat dipilih dari materi kurikulum ataupun buku teks. Gurulah yang memutuskan materi mana yang perlu diajarkan secara langsung sebagai konsep dan istilah-istilah baru yang esensial bagi pemahaman siswa tentang ide penting dalam sebuah pelajaran. Contoh deskripsi konsep sebagai berikut: “benda bergerak dapat melakukan usaha (work). Usaha merupakan kekuatan yang menyebabkan benda bergerak. Palu yang bergerak dapat menyebabkan paku bergerak. Pekerjaan tersebut dapat dilakukan karena adanya energi. Energi gerak tadi disebut energi kinetik. Semakin cepat suatu benda bergerak semakin besar pula energi kinetiknya”. Dalam penggalan deskripsi diatas, usaha, energi, gerak, energi kinetik merupakan konsep.
- Menentukan pendekatan
o Direct presentation, guru menerapkan rule to example process (deduktif) dengan menyebutkan nama-nama dan mendefinisikannya, memberikan contoh dan bukan contoh untuk pemahaman siswa kepada siswa.
o Concept attainment menggunakan example to rule process (induktif) dengan memberikan contoh dan bukan contoh terlebih dahulu tentang sebuah konsep kemudian siswa menemukan atau mencapai konsep tersebut. Memberikan label dan mendefinisikan konsep terdapat dibagaian akhir dan bukan diawal belajar.
- Mendefinisikan konsep
Untuk mendefinisikan sebuah konsep, guru harus menuliskan atribut kritis atau penentu dan atribut non kritisnya. Dalam beberapa hal, konsep didefinisikan dalam glosari atau pedoman kurikulum. Terdapat tiga langkah dalam mendefinisikan konsep antara lain mengidentifikasi nama konsep, membuat atribut kritis dan non kritis, dan menulis definisi singkat. Misalnya konsep pohon dapat didefinisikan sebagai tumbuhan yang hidup bertahun-tahun dengan memiliki batang berkayu. Atribut kritisnya adalah tumbuhan, hidup bertahun-tahun, berkayu, sedangkan atribut non kritis adalah warna daun, warna batang, bentuk batang dan ukuran tanaman merupakan atribut non kritis.
- Menganalisis konsep
Setelah memilih dan mendefinisikan sebuah konsep, langkah berikutnya adalah membuat analisis konsep tersebut untuk mencari contoh dan bukan contoh. Contoh merupakan penghubung abstraksi konsep dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Contoh sebuah analisis sebagai berikut:
Konsep | Definisi | Contoh | Bukan contoh | Atribut kritis |
Pulau | Daratan tidak sebesar benua, dikelilingi air | Hawaii greenland | Forida Australia | Daratan Air Daratan dikelilingi air |
- Memilih contoh dan bukan contoh
Dalam memberikan contoh, seharusnya dimulai dari contoh yang sudah biasa dikenal terlebih dahulu baru kemudian contoh yang mempunyai kemiripan yang lebih jauh. Misalnya untuk memberi contoh burung (robin) akan lebih mudah diberikan contoh burung pipit, blue bird atau kardinal dari pada diberikan contoh bebek, ayam atau pinguin. Untuk konsep abstrak sebaiknya digunakan grafik, diagram, maupun gambar sebagai visualisasi konsep.
- Merencanakan waktu dan ruang
Penggunaan model ini menuntut penggunaan waktu yang cukup, dengan pertimbangan tingkat dan kemampuan kognitif siswa dan kerumitan konsep yang diajarkan. Penggunaan ruang dapat menggunakan formasi tempat duduk vertikal maupun horizontal. Kedua formasi ini membuat perhatian siswa tetap pada guru dan informasi yang sedang dipaparkan dalam kelas.
C. Melaksanakan Pembelajaran
- Menyampaikan tujuan belajar dan establishing set
Pada awal kegiatan pembelajaran, penyampaian tujuan kepada siswa dan bagaimana proses pembelajaran akan dilakukan. Juga perlu disampaikan langkah-langkah pembelajaran dan memberitahu kepada siswa mengapa konsep yang diajarkan perlu dipelajari. Establishing set dilakukan setalah pemaparan tujuan dengan review singkat, pertanyaan pelajaran sebelumnya atau dengan cerita menarik yang menghubungkan pelajaran baru dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
- Memberikan contoh dan non contoh dan menguji pencapaian
¨ Dengan direct presentation proses yang terjadi adalah
¨ Menamai konsep
¨ Mengidentifikasi atribut kritis dan memberikan contoh/ dan non contoh
¨ Menguji pemahaman konsep dengan meminta siswa memberikan contoh dan non contoh.
¨ Dengan consept attainment siswa sudah memiliki pemahaman terhadap sebuah konsep, melalui langkah-langkah sebagai berikut
¨ Memberikan contoh-contoh kepada siswa
¨ Meminta siswa melakukan hipotesis tentang atribut-atribut konsep dan alasannya. Guru memberi pertanyaan tambahan untuk memfokuskan pikiran siswa
¨ Siswa menamai konsep dan mendeskripsikan proses
¨ Guru memeriksa pencapaian konsep dengan meminta siswa mengidentifikasi contoh dan non contoh
- Menganalisis proses berpikir siswa
Kegiatan ini untuk membantu sisiwa menganalisis proses berpikir dan mengintegrasikan pengetahuan konseptual yang baru diperoleh dengan cara meminta siswa memikirkan kembali apa yang terjadi dalam pikiran mereka tentang konsep tersebut. Beberapa pertanyaan dapat disampaikan antara lain
¨ Kriteria apa yang digunakan untuk mengelompokkan pernyataan?
¨ Kapan siswa menangkap konsep untuk pertama kali, dan bagaimana caranya?
¨ Apa yang membingungkan dalam pelajaran (direct presentation)?
¨ Bagaimana hubungan konsep itu dengan konsep yang sudah diketahui?
¨ Apakah siswa fokus pada konsep atau pada atribut tertentu?
¨ Bagaimana atribut kritis/ non kritis mempengaruhi pencapaian konsep?
Pertanyaanpertanyaan tersebut membuat siswa berpikir sendiri (metakognisi) dan mengintegrasikan konsep-konsep baru kedalam kerangka kerja kognitif siswa.
D. Mengelola lingkungan belajar
¨ Bila guru menggunakan pendekatan direct presentation, guru mengatur lingkungan belajar dengan cukup ketat, dan mengharapkan siswa menjadi pendengar yang baik. Guru dapat mendekati tempat duduk siswa, melakukan kontak mata, menepuk pundak untuk mempertahankan kecepatan pembelajaran.
¨ Bila guru menggunakan concept attainment siswa berusaha menemukan sendiri konsepnya sehingga membutuhkan wacana dan diskusi. Guru mendorong interaksi dan memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi proses berpikir siswa. Fasilitas ini membutuhkan lingkungan belajar yang tidak terlalu diatur dimana siswa menggali dan mengekspresikan ide-ide dengan bebas.
E. Melakukan asesmen dan evaluasi
Evaluasi model ini untuk menggali pemahaman siswa tentang sebuah konsep dan atribut kritisnya, menggali contoh dan bukan contoh, dan mengevaluasi contoh dan bukan contoh dalam kaitannya dengan atribut kritisnya. Tes dapat menggunakan format benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, jawaban pendek atau esai singkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon agar setiap pengunjung memberi komentar atas konten terkait, di tunggu ya trims